A.
Pengertian
Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau
mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter&Perry,2005). Infeksi
nosocomial adalah infeksi yang diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan
dalam fasilitas perawatan kesehatan.
Infeksi iatrogenic adalah infeksi nosocomial yang diakibatkan oleh prosedur diagnostic atau tereapeutik. Infeksi nosocomial dapat terjadi secara eksogen atau endogen. Infeksi secara eksogen didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu yang bukan merupakan flora normal, contohnya organisme Salmonella. Infeksi endogen terjadi bila sebagian dari flora normal dari pasien berubah dan terjadi pertumbuhan berlebihan.contohnya infeksi yang disebabkan enterokokus, ragi dan streptokokus.
Infeksi iatrogenic adalah infeksi nosocomial yang diakibatkan oleh prosedur diagnostic atau tereapeutik. Infeksi nosocomial dapat terjadi secara eksogen atau endogen. Infeksi secara eksogen didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu yang bukan merupakan flora normal, contohnya organisme Salmonella. Infeksi endogen terjadi bila sebagian dari flora normal dari pasien berubah dan terjadi pertumbuhan berlebihan.contohnya infeksi yang disebabkan enterokokus, ragi dan streptokokus.
Flora normal adalah mikroorganisme yang ada pada
lapisan permukaan dan di dalam kulit, saliva, mukosa oral dan saluran
gastrointestinal yang pada jumlah tertentu tidak akan menyebabkan sakit tetapi
justru turut berperan dalam memelihara kesehatan. Sementara resiko infeksi
adalah mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik (Herdman,T.
Heather, 2012)
Beberapa
faktor yang mencetuskan risiko infeksi pada pasien menurut Potter & Perry
(2005) adalah:
1)
Agen
Agen
itu penyebab infeksinya, yaitu mikroorganisme yang masuk bisa karena agennya
sendiri atau karena toksin yang dilepas.
2)
Host
Host
itu yang terinfeksi, jadi biarpun ada agen, kalau tidak ada yang bisa dikenai,
tidak ada infeksi..Host biasanya orang atau hewan yang sesuai dengan kebutuhan
agen untuk bisa bertahan hidup atau berkembang biak.
3)
Environment
(lingkungan)
Environment
itu lingkungan di sekitar agen dan host, seperti suhu, kelembaban, sinar
matahari, oksige dan sebagainya. Ada agen tertentu yang hanya bisa bertahan
atau menginfeksi pada keadaan lingkungan yang tertentu juga.
B.
Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala yang
lazim terjadi, pada infeksi (Smeltzer, 2002) sebagai berikut :
1. Rubor
Rubor atau kemerahan merupakan hal yang pertama yang
terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul,
terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga
lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi local dan kapiler meregang dengan
cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hyperemia atau kongesti,
menyebabkan warna merah local karena peradangan akut.
2. Kalor
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi
peradangan akut. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat.
Sebab darah yang memiliki suhu 37 derajat celcius disalurkan ke permukaan tubuh
yang mengalami radang lebih banyak daripada ke daerah normal.
3. Dolor
Perubahan pH local atau konsentrasi local ion-ion
tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamine
atau bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh
tekanan meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang.
4. Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan
sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi
darah ke jaringan-jaringan interstitial.
5. Functio Laesa
Merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan
tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan
yang meradang.
C. Pohon Masalah
D.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
laboratorium yang langsung berhubungan dengan infeksi antara lain pemeriksaan darah
lengkap yang meliputi: hemoglobin, leukosit, hematokrit, eritrosit, trombosit,
MCH, MCHV, hitung jenis: basofil, eosinofil, batang segmen, limfosit, dan
monosit, kimia klinik: LED, GDS, dan albumin.
E.
Penatalaksanaan Medis
a.
Aseptic
Tindakan yang dilakukan
dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha
yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi
atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup
maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
b.
Antiseptic
Upaya pencegahan
infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
kulit dan jaringan tubuh lainnya.
c.
Dekontaminasi
Tindakan yang dilakukan
agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama
petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja
pemeriksaan, alat-alat kesehatan dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh
darah atau cairan tubuh disaat tindakan dilakukan.
d.
Pencucian
Tindakan menghilangkan
semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran
e.
Sterilisasi
Tindakan menghilangkan
semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasite dan virus) termasuk bakteri
endospore dari benda mati
f.
Desinfeksi
Tindakan menghilangkan
sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati.
Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau menggunakan larutan
kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa
bakteri endospore.
F.
Pengkajian Keperawatan
1.
Identitas
Mendapatkan data
identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
2.
Riwayat
kesehatan
a.
Keluhan utama :
Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari bantuan
b.
Riwayat
kesehatan sekarang: Apa yang dirasakan sekarang
c.
Riwayat penyakit
dahulu
Apakah kemungkinan
pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah
d.
Riwayat
kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang
turun temurun atau penyakit tidak menular
3.
Kebutuhan
Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan
Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum, eleminasi, gerak
dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan
nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan,
rekreasi dan ibadah.
4.
Pemeriksaan
fisik
a. Keadaan
Umum
Keadaan umum meliputi: kesan
umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri.
b. Gejala
Kardinal
Gejala cardinal meliputi:
suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
c. Keadaan
Fisik
Keadaan fisik meliputi
pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
1) Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa,
penampilan umum, keadekuatan sirkulasi
sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
2) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan
atau aksila dan jaringan payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer,
temperatur kulit, warna, dan pengisian kapiler.
3) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di
paru-paru, atau kerja diafragma.
4) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta
bunyi gesekan, atau suara napas tambahan.
5. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium yang langsung berhubungan dengan infeksi antara lain pemeriksaan darah
lengkap yang meliputi: hemoglobin, leukosit, hematokrit, eritrosit, trombosit,
MCH, MCHV, hitung jenis: basofil, eosinofil, batang segmen, limfosit, dan
monosit, kimia klinik: LED, GDS, dan albumin.
G.
Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi
Definisi: mengalami
peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Faktor resiko:
·
Penyakit kronis
-
Diabetes
mellitus
-
Obesitas
·
Pengetahuan yang
tidak cukup untuk menghindari pemajanan pathogen
·
Pertahanan tubuh
primer yang tidak adekuat
-
Gangguan
peristaltic
-
Kerusakan
intregitas kulit (pemasangan kateter intravena, prosedur invasif)
-
Perubahan
sekresi pH
-
Penurunan kerja
siliaris
-
Pecah ketuban
dini
-
Pecah ketuban
lama
-
Merokok
-
Statis cairan
tubuh
-
Trauma jaringan
(mis., trauma, destruksi jaringan)
·
Ketidakadekuatan
pertahanan sekunder
-
Penurunan
hemoglobin
-
Imunosupresi
(mis., imunitas didapat tidak adekuat, agen farmaseutikal termasuk imunosupresan,
steroid, antibody monoclonal, imunomodulator)
-
Leukopenia
-
Suspensi respon
inflamasi
·
Vaksinasi tidak
adekuat
·
Pemajanan
terhadap pathogen lingkungan yang meningkat
-
Wabah
·
Prosedur invasif
·
Malnutrisi
H.
Rencana Keperawatan
No
|
Diagnosa
|
Kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Resiko
infeksi berhubungan dengan…
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam.resiko infeksi berkurang
dengan kriteria hasil
NOC:
Infection
severity
Risk control:
Infection Process
1.
Tidak ada
purulent sputum
2.
Pembuangan
purulent
3.
Demam
4.
Ketidakstabilan
suhu
5.
Infiltrasi
x-ray dada
6.
Kolonisasi
kultur sputum
7.
Mencari
informasi terbaru mengenai kontrol infeksi
8.
Identifikasi
faktor resiko infeksi
9.
Menyatakan
resiko infeksi personal
10. Identifikasi resiko infeksi dalam
kehidupan sehari-hari
11. Identifikasi strategi proteksi diri
dari orang yang terkena infeksi
|
NIC:
Infection
Control
Infection
Protection
1.
Instruksikan
pengunjung untuk mencuci tangan saat memasuki dan keluar dari ruangan pasien
2.
Gunakan sarung
tangan sesuai mandat
3.
Melakukan
terapi antibiotic
4.
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
5.
Menyarankan napas
dalam dan batuk efektif
|
1.
Meminta
pengunjung mencuci tangan agar tidak ada mikroorganisme yang tertinggal di
tangan
2.
Menggunakan
sarung tangan untuk melindungi tangan dari cairan dan hal lain yang dapat
menjadi media penularan penyakit
3.
Memberikan obat untuk mencegah infeksi
4.
Mengawasi
kerentanan terhadap penyebaran infeksi
5.
Memberi saran
melakukan napas dalam dan batuk efektif agar secret mudah keluar
|
0 komentar for "LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN RISIKO INFEKSI"
Posting Komentar