Senin, 08 Desember 2014

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS

A.   Definisi Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang bebrarti inflamasi/peradangan.Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Price & Wilson 2006). Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradanngan pada lambung. Biasanya peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002):
a.       Gastritis Akut
Disebabkan karna mencerna asam atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau proforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua gartis besar yaitu:
1)       Gastritis Eksogen Akut (biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimia misalnya: lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid mekanis iritasi bakterial obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
2)       Gastritis Endogen Akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan.)

b.      Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.Pylory).Gastritis kronik dikelompokan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronis tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemi pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim.Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

B.   Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong terletak pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, makan ia akan meliputi, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang lipatan- lipatan tersebut secara bertahap membuka lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara betahap melepaskannya ke dalam usus kecil.
Ketika makanan masuk kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophagus sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk kelambung. Setelah masuk kelambung cincin ini menutup.Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama , kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung akan mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim-enzim dan asam lambung), untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida.Asam ini sangat korosif sehingga paku besi dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain:
1)        Infeksi bakteri . Sebagian besar populasi di dunia teinfeksi oleh bakteri H.Pylori yang hidup di bagian lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H.Pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menjadi peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagaian besar orang yang terkena infeksi H. Pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
2)        Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.Obat analgesic anti inflamasi nomsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxendapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostalglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemaikaian pbat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaian dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritisd dan peptic ulcer.
3)        Penggunaan alcohol secara berlebihan. Alcohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap aam lambung walaupun pada kondisi normal.
4)        Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.
5)        Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
6)        Kelainan aoutoimune.Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika system kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kenlenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi factor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat mempengaruhi seluruh system dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.
7)        Crohn’s disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok dari pada gejala-gejala gastritis.
8)        Radiasi dan Kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer.ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
9)        Penyakit bile refluk. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

10)    Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.
C.   Patofisiologi


D.   Manisfestasi Klinis
1.      Gastritis akut :
a)      Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie
b)      Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia)
c)      Muntah serta cegukan
d)     Dapat terjadi kolik dan diare
e)      Peningkatan Suhu Tubuh
f)       Takikardi
2.      Gastritis kronis :
a)      Tipe A : Asimtomatis
b)      Tipe B :Mengeluh anoreksia, Sakit ulu hati setelah makan, Bersendawa, Rasa pahit dalam mulut, Mual dan muntah

E.   Komplikasi
1.      Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik.Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

2.      Gastritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12.
F.   Penatalaksanaan Gastritis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut:
1)      Gastritis Akut:
a.       Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
b.      Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c.       Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan    hemoragie yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian atas.
d.      Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
e.       Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
f.       Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
2)      Gastritis Kronis :
a.       Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b.      H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol)

G.   Asuhan Keperawatan pada Gastritis
1)        Pengkajian
Anamnesa meliputi:
a.       Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Jenis pekerjaan
Alamat
Suku/bangsa
Agama       
Tingkat pendidikan  : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
Riwayat sakit dan kesehatan
Keluhan utama
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit dahulu

b.      Pemeriksaan fisik : Review of System
B 1 (breath)                 : takhipnea
B 2 (blood)                  : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer
  lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit   pucat.
B 3 (brain)                   : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran
  dapat terganggu, disorientasi, nyeri
  epigastrum.
B 4 (bladder)               : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
B 5 (bowel)                 : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati,
  tidak toleran terhadap makanan pedas.
B 6 (bone)                   : kelelahan, kelemahan

c.       Pemeriksaan Diagnostik
                                              i.            Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.

                                            ii.            Uji Napas Urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh ureaseH.Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.

                                          iii.            Pemeriksaan Feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses.Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.

                                          iv.            Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini.Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

                                            v.            Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

                                          vi.            Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung.Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO (basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).

                                        vii.            Analisis Stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal MAO (maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin.Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

d.      Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.

2)      Diagnosa Keperawatan
a.       Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
b.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat.
c.       Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebih.

3)      Rencana Keperawatan
1
Nyeri Akut
Definisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of Pain): awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan karakteristik:
-          Perubahan selera makan
-          Perubahan tekanan darah
-          Perubahan frekuensi jantung
-          Perubahan frekuensi pernafasan
-          Diaphoresis
-          Perilaku distraksi (mis; berjalan mondar-mandir mencari orang lain dan aktivitas yang berulang)
-          Mengekspresikan perilaku, mis; gelisah, merengek, dan menangis.
-          Masker wajah, mis; mata kurang bercahaya, tampak kacau, dan gerakan mata berpencar.
-          Sikap melindungi area nyeri
-          Fokus menyempit
-          Indikasi nyeri yang dapat diamati
-          Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
-          Dilatasi pupil
-          Melaporkan nyeri secara verbal
-          Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan
Agen cedera (mis; biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
NOC
-       Pain level
-       Pain control
-       Comfort level
Kriteria hasil:
-       Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
-       Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
-       Mampu mengurangi nyeri (skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
-       Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC
Pain management
-          Lakukan pengkajian nyeri secara komperehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
-          Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
-          Gunakan teknik komunikasi terapiutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien.
-          Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
-          Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
-          Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau.
-          Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan.
-          Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan.
-          Kurangi faktor presipitasi nyeri
-          Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi, dan interpersonal)
-          Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
-          Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
-          Berikan anlgetik untuk mengurangi nyeri
-          Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
-          Tingkatkan istirahat kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
-          Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgetic administration
-          Tentukan lokasi karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
-          Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
-          Cek riwayat alergi
-          Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dari analgesic ketika pemberian lebih dari satu
-          Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri
-          Tentukan analgesic pilihan, rute, pemberian, dan dosis optimal
-          Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
-          Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali
-          Berikan anlgesik tepat waktu, terutama saat nyeri hebay
-          Evaluasi efektivitas analgesic tanda dan gejala
2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : Asuhan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik :
-          Kram abdomen
-          Nyeri abdomen
-          Menghindari makanan
-          Berat badan 20% atau lebih dibawah berat  badan ideal
-          Kerapuahan kapiler
-          Diare
-          Kehilangan rambut berlebihan
-          Bising usus hiperaktif
-          Kurang makanan
-          Kurang informasi
-          Membrane mukosa pucat
-          Ketidakmampuan memakan makanan
-          Tonus otot menurun
-          Mengeluh gangguan sensasi rasa
-          Mengeluh asupan makanan kurang
RDA (recormmended daily allowance)
-          Cepat kenyang setelah makan
-          Sariawan rongga mlut
-          Steatorea
-          Kelemahan otot pengunyah
-          Kelemahan otot untuk menelan
Faktor-faktor yang berhubungan :
-          Faktor biologis
-          Faktor ekonomi
-          Ketidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrient
-          Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
-          Ketidakmampuan menelan makanan
-          Faktor psikologis


NOC
-          Nutritional status :
-          Nutritional status : food and fluid intake
-          Nutritional status : nutrient intake
-          Weight control
Kreteria Hasil
-          Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
-          Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
-          Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi
-          Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
-          Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
-          Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC
Nutrition Management
-          Kaji adanya alergi makanan
-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
-          Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.
-          Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
-          Berikan substansi gula
-          Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
-          Berikan makanan yang erpilih (sudah dkonsltasikan dengan ahli gizi
-          Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
-          Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
-          Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-          Kaji kemampan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Nutrision monitoring
-          BB pasien dalam batas normal
-          Monitor adanya berat badan
-           Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
-          Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan.
-          Monitor lingkungan selama makan
-          Jadwalkan pengobatan tidak selama jam makan
-          Monitor kulit kering dan perubahan monitor turgor kulit
-          Monitor kekeringan rambut kusam dan mudah patah
-          Monitor mual dan muntah
-          Monitor total protein Hb dan kadar Ht
-          Monitor pertumbuhan dan perkembangan
-          Monitor pucat, kemerahan, jaringan konjungtiva
-          Monitor kalori dan intake nutrisi
-          Catat adanya edema, hiperemi,hipertonik, papilla lidah,cavitas oral.
-          Catat jika lidah berwarna magenta scarlet.

3
Kekurangan volume cairan
Definisi: penurunan cairan intravaskuler, intertistisal dan atau intraseluler ini mengacu pada dehidrasi kehilangan cairan tanpa perubahan pada natrium
Batasan karakteristik:
-          Perubahan status mental
-          Penurunan tekanan darah
-          Penurunan tekanan nadi
-          Penurunan volume nadi
-          Penurunan turgor kulit
-          Penurunan turgor lidah
-          Penurunan pengeluaran urine
-          Penurunan pengisian vena
-          Membran mukosa kering
-          Kulit kering
-          Peningkatan hematokrit
-          Peningkatan suhu tubuh
-          Peningkatan frekuensi nadi
-          Peningkatan konsentrasi urine
-          Penurunan berat badan
-          Haus
-          Kelemahan
Faktor yang berhubungan:
-          Kehilangan cairan aktif
-          Kegagalan mekanisme regulasi
NOC
-          Fluid balance
-          Hydration
-          Nutritional status : food and fluid intake
Kriteria hasil
-          Mempertahankan urine output sesuai dengan usia, BB, Bj urine normal, Ht normal
-          Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
-          Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membram mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang belebihan.
NIC
Fluid management
-          Timbang popok atau pembalut jika diperlukan
-          Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
-          Monitor status hidrasi jika diperlukan
-          Monitor vital sign
-          Monitor masukan makanan atau cairan dan hitung intake kalori harian
-          Kolaborasikan pemberian cairan IV
-          Monitor status nutrisi
-          Berikan cairan IV pada suhu ruangan
-          Dorong masukan oral
-          Berikan penggantian nesogratik sesuai output
-          Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
-          Tawarkan snack
-          Kolaborasikan dengan dokter atau kemungkinan transfuse
-          Persiapkan untuk transfuse
Hipovolemia management
-          Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
-          Pelihara IV line
-          Monitor tingkat Hb dan hematokrit
-          Monitor tanda vital
-          Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
-          Monitor berat badan
-          Dorong pemberian untuk menambah pemberian IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan
-          Monitor adanya tanda gagal ginjal


4)      Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien disesuaikan dengan prioritas masalah yang telah disusun. Yang paling penting pelaksanaan mengacu pada intervensi yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal.

5)      Evaluasi Keperawatan
a.       Pasien mengatakan nyeri dapat terkontrol
b.      Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
c.       Urine output sesuai dengn usia dan BB, vital sign normal, tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab.


NB: untuk yang request daftar pustakanya bisa PM ke FB ya ^^v


Filed Under :

0 komentar for "LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS"

Posting Komentar

background